- Wako Hadiri Digital Government Award SPBE SUMMIT 2023
- Wako Hendri Septa Raih Penghargaan SPM Award 2023
- Aliansi Gempar Riau Desak Kemendagri Copot Sekdaprov
- Sepanjang Ramadhan, Jam Kerja ASN di Purbalingga Berubah
- Owabong Diharapkan Terus Berinovasi
- Jelang Ramadhan, Bagian Kesra Gelar Rapat Persiapan TSR
- Ribuan Jamaah Padati Tablig Akbar Mamah Dedeh
- Seleksi Tahap 1 Paskibraka Kabupaten Indramayu Berjalan Lancar
- Lomba Mancing Desa Wisata Telukagung Berlangsung Meriah
- Hari Ini, Mamah Dedeh Tablig Akbar di Dharmasraya
Diikuti 25 Tenaga Penyuluh, Kemenag Gelar Penguatan Moderasi Agama

WARTA ANDALAS, SAWAHLUNTO - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sawahlunto, H. Dedi Wandra membuka secara resmi Penguatan Moderasi Beragama bagi Penyuluh Agama Islam Non PNS di Objek wisata Meervon Kandi, Kamis (29/9).
Kakankemenag Dedi menyampaikan, penguatan moderasi beragama sangat penting bagi penyuluh agama. Disamping sebagai perekat bangsa, penyuluh juga bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Jika tidak sempurna dalam menyuluh lanjut Kakankemenag Dedi, dapat berpotensi menimbulkan keretakan. Oleh sebab itu perlu dilakukan penguatan.
Baca Lainnya :
- 300 Peserta Bakal Ramaikan Soedirman Grandfondo
- Seluruh Fraksi Sepakat RAPBD 2023 Dibahas Lebih Lanjut
- Pagar Alam Dorong Percepatan Penurunan Stunting
- Kabupaten Dharmasraya Tertinggi dalam Penerbitan KIA di Sumbar
- Bahas Penguatan Mitigasi Bencana di Padang, Pemko Gelar FGD
"Dalam setiap kegiatan, Kemenag selalu menggandeng insan pers sehingga kegiatan yang dilaksanakan, informasinya sampai ke masyarakat," kata Kakankemenag Dedi.
Sebelumnya Kasi Bimas Islam, Zulfahmi menjelaskan, peserta berjumlah 25 orang, terdiri dari Penyuluh Agama Islam Non PNS 4 Kecamatan.
Ketua FKUB Sumatera Barat Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag dalam materinya menyampaikan, Moderasi beragama adalah teguh, kukuh dalam keyakinan dan pokok iman masing-masing namun tetap siap berbagi di dalam tafsir, ikhtilaf dan firqoh.
"Islam saja masuk ke Indonesia dengan moderasi, kalau tidak maka tidak akan diterima masyarakat," kata Guru Besar UIN Imam Bonjol itu seraya memberikan contoh sejarah penyebaran Islam oleh Syekh Burhanuddin.
Lebih lanjut dipaparkan, moderasi merupakan Istiqomah dalam prinsip masing-masing dan berbagi dalam perbedaan dengan yang lain.
"Orang moderasi selalu mempertimbangkan azas manfaat dan mudarat," ulasnya.
Terkait urgensi moderasi beragama sambungnya untuk memelihara dan menjaga 4 sendi utama yakni wawasan kebangsaan, toleransi, kerukunan, kearifan lokal.
"Inti moderasi beragama yakni bagaimana menghargai," tuturnya.
Ia pun menegaskan, ujung dari moderasi beragama adalah negosiasi identitas (tawar menawar).
Dapat diterjemahkan, siapa yang paling bisa meyakinkan itulah yang akan menang.
"Kita harus bisa menjadi rule model yang bisa meyakinkan dan orang yang bisa meyakinkan itu yang paling kuat kompetensi dan militansinya," pungkas Guru Besar UIN Imam Bonjol itu.
Ia menambahkan, dalam keberagaman perlu adanya negosiasi identitas mengingat moderasi beragama sebagai respon menghadapivv perkembangan zaman, penyuluh mesti jadi negosiator ulung, ibarat magnet yakni padat dan teratur.
Sementara Camat Subandi Arpan mengungkapkan, penyuluh sebagai bagian ASN hendaknya memiliki jati diri dan berwawasan kebangsaan.
"Semakin hari tantangan kian berat, penyuluh jangan sampai terbawa arus informasi, perkuat jati diri dan bangun bangsa ini melalui tugas kepenyuluhan," ujarnya. (rf)
