- Hari Lahir Pancasila, Tonggak Persatuan Indonesia
- Kepala KAU Talawi Terima Penghargaan dari Kemenag RI
- Korupsi Tabungan Wajib Perum AD, Direktur Indah Berkah Utama Ditahan
- Kementrian PUPR Dukung Penyelesaian 2 Objek Wisata Tanahdatar
- Kakanwil Kemenag Jabar Pastikan Air di Embarkasi Haji Indramayu Cukup
- Bupati Lepas 374 Jamaah Calon Haji
- Hadiri Wisuda UIN IB, Hendri Septa Sampaikan Orasi Ilmiah
- Nilai KLA Naik, Purbalingga Berpeluang Jadi Tingkat Madya
- Gebrak di Desa Kembangan, Bangun Irigasi
- Hadirkan Analis Data Bidang PAPKIS, Kemenag Gelar Pembinaan EMIS
ODGJ Membutuhkan Dukungan Keluarga

WARTA ANDALAS, PURBALINGGA - Orang Dengan Gangguan Jika (ODGJ) membutuhkan dukungan keluarga terdekat. Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono saat menyampaikan paparan pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), Kamis (18/11/2021) di Gedung Graha Adiguna komplek Pendapa Dipokusumo Purbalingga.
Hanung mengatakan, ODGJ harus mendapatkan penanganan agar pulih kembali salah satunya dengan dukungan keluarga terdekat. Menurutnya, pengobatan atau penanganan medis memiliki waktu terbatas di RSJ (Rumah Sakit Jiwa) yaitu maksimal hanya tiga puluh lima hari sehingga selebihnya harus mendapatkan dukungan keluarga agar ODGJ bisa merasa tidak sendirian untuk menjalani ujian.
“ODGJ harus mendapatkan dukungan dari keluarga agar mereka pulih seperti sedia kala. Hal itu karena pengobatan medis RSJ maksimal hanya tiga puluh lima hari sehingga untuk pemulihan jelas membutuhkan dukungan keluarga,” katanya.
Baca Lainnya :
- Rayakan HUT ke 53 Provinsi Bengkulu, Gubernur Gelorakan Optimisme
- Sumbar Raih Penghargaan Pramakarya Tahun 2021
- 9 Atlet Panahan Kota Sawahlunto Ikuti Kejurnas di Bengkulu
- Terbaik dalam Pelayanan Publik, Puskesmas Talawi Diberi Penghargaan Oleh Gubernur
- Sebanyak 115 CPNS Sawahlunto Formasi Tahun 2019, Ikuti Pelatihan Dasar
Hanung menyebutkan, ODGJ di Purbalingga berjumlah sekitar 1900-an dengan jumlah paling banyak berada di Kecamatan Kejobong dengan jumlah 199 (seratus sembilan puluh sembilan). Kepada peserta Rakor yang terdiri dari berbagai unsur, Hanung meminta agar mereka bisa peduli terhadap lingkungan sekitar dan mengamati tanda-tanda awal ODGJ.
“Terbanyak dari Kejobong. Kami minta agar tim yang sudah mendapat SK bekerja dengan optimal. Amati sekitar kalau ada yang menunjukan ke arah ODGJ maka segera laporkan,” ujarnya.
Hanung menambahkan, anggaran Dinkes untuk kegiatan penanganan ODGJ masih terbatas yaitu Rp 9 juta untuk satu tahun. Namun, dirinya tidak patah semangat untuk mengurai permasalahan tersebut dengan membuat rencana strategis pada RSUD Goetheng Taroenadibrata serta 22 Puskesmas yang ada di Kabupaten Purbalingga.
“Di RSUD Goetheng Taroenadibrata sudah ada dokter spesialisnya. Ke depan semoga akan terwujud untuk rawat inapnya dan sedang kami siapkan rencana pengadaan perawat yang khusus menangani ODGJ termasuk di Puskesmas,” imbuhnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Agus Winarno yang hadir mewakili Bupati menyampaikan keprihatinannya terhadap peningkatan ODGJ di Purbalingga di masa pandemi ini. Namun demikian, dirinya optimis ketika pemulihan ekonomi sudah berjalan baik maka permasalahan lainnya akan tertangani juga termasuk kesehatan jiwa.
“Kami merasa prihatin atas peningkatan ODGJ di Purbalingga.
Tapi kami optimis kalau permasalahan ekonomi sudah mulai pulih, permasalahan
akan terurai termasuk kesehatan dalam hal ini kesehatan jiwa,” pungkasnya. (LL/Kominfo)
