Tokoh
Wahyu Purnama, Putra Minang yang Sukses Berkarier di Perbankan
Dikalangan pengusaha, khususnya para pelaku perbankan serta seluruh mitranya, siapa yang tak mengenal Wahyu Purnomo?. Sosok sederhana nan ramah dan penuh wibawa yang telah malang-melintang di dunia perbankan Nasional ini.
Ya, pria kelahiran Padang Sumatera Barat, 2 Maret 1968 silam itu menappakan kaki serta memantapkan diri untuk menekuni dunia perbankan, hingga akhirnya ia pun dipercaya untuk memimpin sebuah cabang perwakilan di Bank Indonesia (BI).
![]() |
Selain dibantu staf-staf handalnya, dalam debutnya memanage sebuah bank, Wahyu, panggilan akrab Wahyu Purnomo ini memang tak lepas dari dorongan atau support istri tercintanya, Dr. Diana Faizah yang selalu memberikan motifasi dalam setiap jenjang karier yang dilaluinya.
Kebahagiaan mereka pun kian lengkap dengan hadirnya tiga putrid yang mereka cintai, yakni Wina Annisafitri Purnama yang kini telah duduk di kelas II SMA Jakarta Islamic School, Hanifa Salma Fauziah yang tengah menempuh pendidikan kelas 5 SD, serta Aiesha Salma Nadira, si bungsu yang kini telah berusia 5 tahun.
Memimpin dan memanage sebuah bank, memang tidaklah semudah yang dibayangkan. Butuh keseriusan, kematangan berpikir dan bertindak, serta harus ekstra teliti dan hati-hati dalam mengambil sebuah keputusan.
![]() |
Namun, bagi wahyu Purnama hal itu telah ia buktikan sehingga ia pun dipercaya untuk menjadi Kepala perwakilan.
Buktinya, setelah sukses memimpin Bank Indonesia (BI) di Gorontalo selama 2 tahun 9 bulan, kini sejak empat bulan yang lalu Wahyu Purnama kembali dipercaya untuk memimpin BI perwakilan Tasik Malaya Jawa Barat, Wilayah Priangan Timur yang kini telah memiliki asset sebesar Rp.170,5 Triliun, dengan membawahi 5 kabupaten/ kota, yaitu Kabupaten Banjar, Ciamis, Pangandaran, Tasik, serta Kota Tasik Malaya.
Tak tanggung-tanggung, diwilayah ini kepiawaian Wahyu Purnama juga teruji dalam memanage perbankan yang berjumlah 48 Bank Cabang, belum termasuk Cabang Pembantu dan kantor Kas, yang keseluruhannya mencapai 361 kantor.
Bincang-bincang bersama awak media |
Wahyu Purnama yang ditemui diruangkerjanya, Senin (25/11) kemarin itu menyampaikan bahwa pada Bank yang dipimpinnya itu kini telah menyalurkan kredit sebsar Rp 15,5 Triliun. Sedangkan dana pihak ketiga yang meliputi Giro, Deposito dan Tabungan, telah mencapai angka Rp 9,7Triliun.
Dalam kesempatan itu, Wahyu juga mengatakan bahwa volume kontribusi keberadaan Bank Indonesi yang ia pimpin itu mempunyai kontribusi yang besar terhadap masyarakat.
“Jika ada BI, pasti aktifitas perbankan akan
lebih mudah. Selain itu, kemitraan dengan Pemerintah Daerah juga akan lebih baik,”terang pria jebolan
Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat tahun 1992 ini.
![]() |
Untuk mendukung perkembangan ekonomi kemasyarakatan, BI Tasik Malaya itu juga telah melakukan pengembangan Klaster Ayam Ras Pedaging di wilayah Ciamis dan Banjar, serta pengembangan klaster cabe merah di Tasik dan Ciamis.
Bukti lain dari konsistensi Bank di bawah managemantnya itu, BI Tasik Malaya juga telah melounching program “Pangan Mandiri” pada 15 November 2013 yang lalu.
Peluncuran program tersebut merupakan bukti kepedulian BI yang ia pimpin, mengingat masih banyaknya hal yang ketergantungan dari darah lain.
“Secara umum, kita akan menuju kondisi krisis
pangan dunia. Alasannya, kalau dulu kita
sudah swasembada, sekarang telah mengimpor berbagai bahan pokok, dan sekarang
hal itu sudah dibatasi, seperti yang dilakukan
oleh Thailand. Selain itu, alih fungsi lahan yang membuat semakin sempitnya
lahan pertanian serta banyaknya petani yang telah beralih ke sektor lain. Sehingga
kesejahteraan pangan berkurang, dan krisis pangan akan terjadi,”paparnya.
![]() |
Tasik sebagai daerah subur, imbuh Wahyu, ternyata ketergantungannya dengan daerah lain masih cukup tinggi, meski potensi lain masih cukup banyak.
“Akibatnya, inflasi dan gejolak harga menjadi
cukup ekstrim, dan dampaknya jelas akan sangat dirasakan oleh masyarakat itu
sendiri,”terangnya.
3 Kegiatan Program Mandiri Pangan
Dalam merealisasikan Program Mandiri pangan ini, Bank BI Tasik Malaya membagi dalam tiga pola, yakni Kampung Hortikultura, dimana telah dilakukan penanaman di kecamatan Taman Sari. Program ini merupakan pemanfaatan pekarangan, yakni dengan menanam satu atau lebih tanaman hortikultura seperrti cabe, tomat,bawang dan lainnya.
“Salahsatu tujuannya adalah, minimal untuk
dapat mengurangi kebutuhan pasar sehingga bisa meminimalisir ketergantungan
dari daerah lain,” ujarnya.
|
Selanjutnya adalah Program Pembibitan, Dalam program ini, BI melakukan kerjasama dengan Pemerinbtah Daerah, dalam
hal ini adalah SKPD terkait..
Sedangkan pola lainnya dalah, Pengendelaian Inflasi Daerah. Dalam hal ini, BI
juga telah merencanakan bahwa kedepannya akan ada pengembangan klaster Bawang Merah.
“BI bukan leaders, tetapi akan terus mencoba membuktikan komitmen dalam membantu
memprovokasi pemerintah dan masyarakat, untuk ikut peduli terhdap perkembangan
ekonomi daerah,”sebutnya.
BI Juga Konsisten Lakukan Pembinaan Bank
Disinggung seputar permasalahan sering timbul dalam urusan bank dengan nasabah, dalam bincang-bincang ringan diruangkerja Wahyu Purnama yang cukup luas dan sejuk itu, ia mengatakan bahwa pihaknya tetap konsisten sesuai tugas dan fungsinya, yaitu melakukan pembinaan terhadap bank-bank yang berada didalam wilayahnya.
![]() |
“Namun hal yang banyak kita temui adalah kenakalan dari para nasabah itu sendiri, salahsatunya adalah dengan adanya kredit macet.lbh banyak nasabah yg nakal seperti kredit macet,”terangnya.
Akan tetapi, imbuh Wahyu, sepanjang itu
merupakan urusan internal bank terkait dengan nasabah, kami juga tidak akan
mencampuri urusan mereka, kecuali ada hal-hal yang dirasa butuh bantuan BI.
Entry data BI Cheking Bukan Dilakukan Pihak BI
![]() |
Mengakhiri perbincangan yang diiringi gemuruh derasnya hujan di luar gedung kantornya, Wahyu juga menyampaikan bahwa selama ini sering terjadi kesalahpahaman terkait BI Cheking.
“Terkadang memang ada pihak bank yang saat terjadi permasalahan dengan nasabah, beralasan menunggu dari pihak BI. Disinilah seringnya timbul kesalahpahaman oelh para nasabah,”paparnya.
“Yang perlu saya garisbawahi adalah bahwa BI
Cheking adalah sarana yang disediakan oleh BI, sedangkan yang meng-input atau
meng-entry data adalah bank-bank terkait,imbuhnya.

- Pertahankan Budaya Betawi, DPD RI Gelar Fetival Budaya Betawi
- Meski Telah Diresmikan Mentri PU, Pembangunan Pasar Sawahlunto Tak Kunjung Selesai
- Darlinda Ilyaz: Terbinanya Program KB Yang Merata, Menentukan Pembangunan Masyarakat
- Ikuti MTQ, Kabupaten Solok Kirimkan 53 Tilawah Tuna Netra
- Belia Malaysia Kunjungi Kabupaten Solok