- Andalan Stable Jakarta Raih Prestasi di Pacuan Kuda Lanud Padang
- Petenis Meja Pelajar Sawahlunto Ikuti POPDA di Padang
- Ini Sebab Dandim 0310/SSD Beri Penghargaan Wawako dan Tokoh Agama Sawahlunto
- Di Purbalingga Hasil Bulan Dana PMI Masa Pandemi Rp 688.103.500
- Isi 2 Jabatan Kosong dan Gantikan 2 Pejabat, Bupati Tunjuk Pelaksana Tugas
- Sejumlah Oknum Wartawan Diduga Takuti Proyek dengan Korp Adhiyaksa
- Dampak Terkini Siklon Tropis Seroja Akibatkan 8.424 Warga NTT Mengungsi
- Wapres Ingatkan Pentingnya Vaksinasi dan Pengelolaan Pasar Rakyat
- Antisipasi Masuknya Narkoba, Rutan Sawahlunto Dirazia
- Dua Kuda Andalan Stable DKI Jakarta Berpacu di Gelanggang Lanud Sutan Sjahrir Padang
Bamsoet Bersama Gus Nuril dan Gerak BS Bali Ajak Pemuka Agama Jaga Kebhinekaan dan Persatuan Bangsa

WARTA ANDALAS, BALI - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan peran para pemuka agama sangat besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain sebagai sistem pendingin hati masyarakat dan pengayom, para pemuka agama mempunyai posisi penting dalam menjaga kebhinekaan dan persatuan bangsa.
"Para pemuka agama kini mempunyai tantangan yang tidak ringan. Selain merekatkan ikatan kebangsaan, pemuka agama juga harus menjadi bagian dari penyejuk masyarakat, bangsa dan negara," ujar Bamsoet dalam Bincang Santai Sosialisasi Empat Pilar Antar Umat Beragama di Depansar Bali, Rabu malam (15/6/20)
Acara yang digelar oleh Gerakan Membangun Solidaritas (Gerak BS) Bali itu, menghadirkan pembicara utama Gus Nuril Arifin Husein dan para tokoh lintas agama di Bali.
Baca Lainnya :
- Panglima TNI Lantik 208 Perwira Prajurit Karier TNI
- Ir. H. M. Nurnas: Karya-karya Seni Rupa Dapat Dijadikan Aset Berharga Sumatera Barat
- Launching MTQ Nasional XXVIII di Sumbar Akan Dilaksanakan Secara Virtual Tanggal 24 Juli 2020
- Nasrul Abit Bagikan Genre Awards Sumatera Barat Tahun 2020
- Bupati Tiwi Apresiasi Terbentuknya Jong Purbalingga
Mantan Ketua DPR RI ini menandaskan kerukunan antar umat beragama menjadi pondasi utama bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jangan sampai Indonesia mengikuti negara-negara seperti di Timur Tengah yang selalu berkonflik antar satu dengan yang lainnya. Apalagi, konflik yang mengatasnamakan agama.
"Kedamaian dan kelangsungan negara harus kita jaga dengan baik. Jangan sampai kita terjebak dalam konflik horizontal berkepanjangan yang tidak akan ada habisnya. Konflik di berbagai negara Timur Tengah telah menjadi pelajaran penting bagi kita. Agama seharusnya digunakan untuk mendamaikan dan mencerahkan umat manusia, bukan sebagai alat adu domba," terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan pada dasarnya tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan radikalisme ataupun terorisme. Tindakan teror yang melanda berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, sama sekali bukan karena adanya pengaruh ajaran agama tertentu. Tetapi, karena ulah manusia, baik individu maupun golongan, yang bersifat radikal dan tak menginginkan adanya kedamaian.
"Tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan radikalisme, kebencian serta permusuhan. Namun yang ada adalah orang radikal yang memeluk agama tertentu. Jadi bukan salah agamanya, melainkan salah orangnya," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, masih ada orang-orang radikal yang ingin mengacaukan NKRI. Karena itu, semua pihak harus waspada. Jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat, jika melihat orang atau kelompok yang mencurigakan dan mengganggu ketenangan masyarakat.
"Kita perkuat solidaritas sampai ke lingkup terkecil di RT dan RW. Masyarakat jangan ragu melaporkan kepada aparat hukum maupun pemimpin lingkungan setempat jika ditemukan adanya orang atau kelompok yang meresahkan. Dengan demikian kita akan tutup pergerakan orang-orang berhaluan radikal sampai ke lingkup yang terkecil," pungkas Bamsoet. (Imo)
